Kamis, 03 Januari 2013

Pendidikan Pembiasaan


Mereka Bisa Karena Biasa*
Rahmat Kamal, MP.dI
“Al Istiqamah khairun min alfi karamah” bahwa istiqamah (membiasakan diri dengan suatu kebaikan) adalah jauh lebih baik daripada seribu kemuliaan. Pepatah sederhana ini menggambarkan kepada kita betapa pentingnya sebuah pembiasaan, tanpa diawali dengan pembiasaan yang baik seseorang tidak akan bisa memperoleh kemuliaan. Oleh karenanya kemuliaan dan kesuksesan seseorang akan sangat ditentukan oleh sejauh mana proses pembiasaan yang dilakukan oleh dirinya.
Dalam sebuah proses pendidikan, pembiasaan menjadi salah satu kunci suksesnya seseorang dalam mendidik putera-puteri didiknya.  An-Nahlawi (Dahlan : 1992) menyatakan bahwa metode pendidikan dan pembinaan akhlak yang perlu diterapkan oleh orang tua dalam kehidupan keluarga salah satunya adalah metode al ‘adah wa al tajribah (pembiasaan diri dan pengalaman). Sejalan dengan hal itu Al-Ghazali (Abul Quasem : 1988) menegaskan bahwa al-tajribah (pembiasaan dan pengalaman diri) serta riyadhah (latihan diri) adalah salah satu dari sekian banyak cara yang bisa dilakukan dalam mendidik dan membentuk akhlak atau karakter seseorang. Mengapa demikian? peribahasa lain mengatakan bahwa “Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang. Karena itu, keunggulan bukanlah suatu perbuatan, melainkan sebuah kebiasaan” We are what we repeatedly do. Excellence, then, is not an act but a habit.
Untuk mengawali sebuah pembiasaan yang positif bagi putera-puteri kita, maka salah satu cara yang paling efektif adalah dengan memberikan uswah atau keteladanan dari kita sebagai orang tua termasuk para guru yang ada di sekolah. Kenapa demikian? Karena seorang anak akan belajar dari lingkungan terdekatnya, Ketika seorang ayah ingin membiasakan putera-puterinya disiplin shalat lima waktu, maka seorang ayahlah yang harus menjadi figurnya, tidak hanya sekedar mengajak akan tetapi juga sembari memberi contoh dan teladan kepada mereka. Begitupun halnya ketika seorang ibu ingin membiasakan putera-puterinya santun, halus, dan lembut dalam berbicara, maka seorang ibu yang bijaksana akan mengajak putera-puterinya dengan terlebih dahulu memberikan uswah kepada mereka dengan perkataan yang santun, halus, dan penuh kelembutan. Pantas kalau sebuah pepatah mengatakan “Al muskin bil maskan” bahwa karakter seseorang akan ditentukan oleh lingkungannya. Dan baik buruknya suatu lingkungan akan sangat ditentukan pula oleh sejauh mana pembiasaan yang dilakukan oleh orang-orang yang ada didalamnya.
Sudah sejauh manakah pembiasaan positif yang telah kita lakukan bagi pertumbuhan akhlak dan karakter putera-puteri kita? Mari kita kawal pertumbuhan akhlak dan karakter putera-puteri kita tersebut dengan terus melakukan mutaba’ah (kontrol) terhadap keseharian mereka dan mensinergikan diri dengan pihak sekolah untuk terus mengawal sejumlah agenda pembiasaan yang telah dilakukan putera-puteri kita di sekolah dengan meneruskannya di rumah masing-masing. InsyaAllah sesulit apapun aktivitas positif itu, ketika dibiasakan berulang kali maka mereka akan menjadi bisa dan terbiasa. Subhanallah,,,,betapa bahagianya memiliki putera-puteri yang terbiasa dengan perilaku terpuji, InsyaAllah mereka bisa karena biasa. Semoga kita mampu dan bisa menjaga putera-puteri kita sebagai aset paling berharga baik di dunia terlebih di akhirat. Amin..


* Tulisan ini dimuat di majalah sekolah Pelangi SDIT ArRaihan Edisi 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar