Mereka Bisa Karena Biasa*
Rahmat Kamal, MP.dI
“Al Istiqamah khairun min alfi karamah” bahwa istiqamah
(membiasakan diri dengan suatu kebaikan) adalah jauh lebih baik daripada seribu
kemuliaan. Pepatah sederhana ini menggambarkan kepada kita betapa pentingnya
sebuah pembiasaan, tanpa diawali dengan pembiasaan yang baik seseorang tidak
akan bisa memperoleh kemuliaan. Oleh karenanya kemuliaan dan kesuksesan seseorang
akan sangat ditentukan oleh sejauh mana proses pembiasaan yang dilakukan oleh dirinya.
Dalam sebuah proses pendidikan, pembiasaan menjadi salah satu kunci
suksesnya seseorang dalam mendidik putera-puteri didiknya. An-Nahlawi (Dahlan : 1992) menyatakan bahwa
metode pendidikan dan pembinaan akhlak yang perlu diterapkan oleh orang tua
dalam kehidupan keluarga salah satunya adalah metode al ‘adah wa al tajribah
(pembiasaan diri dan pengalaman). Sejalan dengan hal itu Al-Ghazali (Abul
Quasem : 1988) menegaskan bahwa al-tajribah (pembiasaan dan pengalaman
diri) serta riyadhah (latihan diri) adalah salah satu dari sekian
banyak cara yang bisa dilakukan dalam mendidik dan membentuk akhlak atau
karakter seseorang. Mengapa demikian? peribahasa lain mengatakan bahwa “Kita
adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang. Karena itu, keunggulan bukanlah
suatu perbuatan, melainkan sebuah kebiasaan” We
are what we repeatedly do. Excellence, then, is not an act but a habit.
Untuk mengawali sebuah pembiasaan yang positif bagi putera-puteri kita,
maka salah satu cara yang paling efektif adalah dengan memberikan uswah atau keteladanan
dari kita sebagai orang tua termasuk para guru yang ada di sekolah. Kenapa
demikian? Karena seorang anak akan belajar dari lingkungan terdekatnya, Ketika
seorang ayah ingin membiasakan putera-puterinya disiplin shalat lima waktu,
maka seorang ayahlah yang harus menjadi figurnya, tidak hanya sekedar mengajak
akan tetapi juga sembari memberi contoh dan teladan kepada mereka. Begitupun
halnya ketika seorang ibu ingin membiasakan putera-puterinya santun, halus, dan
lembut dalam berbicara, maka seorang ibu yang bijaksana akan mengajak
putera-puterinya dengan terlebih dahulu memberikan uswah kepada mereka dengan
perkataan yang santun, halus, dan penuh kelembutan. Pantas kalau sebuah pepatah
mengatakan “Al muskin bil maskan” bahwa karakter seseorang akan ditentukan
oleh lingkungannya. Dan baik buruknya suatu lingkungan akan sangat ditentukan pula
oleh sejauh mana pembiasaan yang dilakukan oleh orang-orang yang ada
didalamnya.
Sudah sejauh manakah pembiasaan positif yang telah kita lakukan bagi
pertumbuhan akhlak dan karakter putera-puteri kita? Mari kita kawal pertumbuhan
akhlak dan karakter putera-puteri kita tersebut dengan terus melakukan mutaba’ah
(kontrol) terhadap keseharian mereka dan mensinergikan diri dengan pihak
sekolah untuk terus mengawal sejumlah agenda pembiasaan yang telah dilakukan putera-puteri
kita di sekolah dengan meneruskannya di rumah masing-masing. InsyaAllah sesulit
apapun aktivitas positif itu, ketika dibiasakan berulang kali maka mereka akan
menjadi bisa dan terbiasa. Subhanallah,,,,betapa bahagianya memiliki
putera-puteri yang terbiasa dengan perilaku terpuji, InsyaAllah mereka bisa
karena biasa. Semoga kita mampu dan bisa menjaga putera-puteri kita sebagai
aset paling berharga baik di dunia terlebih di akhirat. Amin..
* Tulisan ini dimuat di majalah sekolah Pelangi SDIT ArRaihan Edisi 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar