Kamis, 03 Januari 2013

Perangkat Pendidik

RPP BERKARAKTER
Bab. I. Pendahuluan

            Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan dasar,  dan tujuan yang disesuaikan  dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, serta satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum yang disusun oleh satuan pendidikan, memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
            Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua standar dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Penilaian Pendidikan, dan Standar Proses merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Dalam rangka antisipasi  isu-isu strategis yang dikembangkan oleh Pemerintah(Kementrian Pendidikan Nasional), maka KTSP ini mengakomodasi dan mengintegralkan pendidikan berwawasan kesetaraan gender; pendidikan berwawasan kewirausahaan dan pendidikan budaya dan karakter bangsa.















Bab. II. Pembahasan
A.      Pengertian RPP Berkarakter
            RPP berkarakter adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuatkan nilai-nilai karakter didalamnya sebagai pengingat guru untuk menyampaikan nilai-nilai karakter yang ada dibalik materi.
            RPP berkarakter ini merupakan implikasi dari adanya kebijakan pemerintah tentang pentingnya pendidikan budaya dan karakter bangsa ditengah krisis dan dekadensi moral yang semakin memprihatinkan. Keluarnya Inpres Presiden No. 1, Tahun 2010 tentang pendidikan budaya dan karakter bangsa menjadi landasan konstitusi yang kuat akan adanya pengembangan kurikulum berbasis karakter disamping hakikat pendidikan yang tidak hanya mengajarkan transfer of knowladge akan tetapi juga transfer of values sebagai landasan filosofisnya.
            Keberadaan RPP berkarakter, diharapkan mampu menjadi salah satu ikhtiar para guru sebagai pengingat akan hakikat pendidikan yang tidak hanya mengajarkan pengetahuan akan tetapi juga akhlak, sikap, kepribadian ataupun yang kita kenal dengan karakter akhir-akhir ini.
B.       Prinsip Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
            Pada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Oleh karena itu,  guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Silabus dan Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sudah ada.
            Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk sosial.
           

            Berikut prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa[1].
1. Berkelanjutan; mengandung makna bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa merupakan sebuah proses panjang, dimulai dari awal peserta didik masuk sampai selesai dari suatu satuan pendidikan. Sejatinya, proses tersebut dimulai dari kelas 1 SD atau tahun pertama dan berlangsung paling tidak sampai kelas 9 atau kelas akhir SMP. Pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMA adalah kelanjutan dari proses yang telah terjadi selama 9 tahun. 
2. Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah; mensyaratkan bahwa proses pengembangan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata pelajaran, dan dalam setiap kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Gambar 1 berikut ini memperlihatkan pengembangan nilai-nilai melalui jalur-jalur itu:


 












PENGEMBANGAN DIRI
 






BUDAYA SEKOLAH
 







Gambar 2. Pengembangan Nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
Pengembangan nilai budaya dan karakter bangsa melalui berbagai mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam Standar Isi (SI), digambarkan sebagai berikut ini.
Gambar 3. Pengembangan Nilai Budaya dan  Karakter Bangsa
melalui Setiap Mata Pelajaran

3. Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan; mengandung makna bahwa materi nilai budaya dan karakter  bangsa bukanlah bahan ajar biasa; artinya, nilai-nilai itu tidak dijadikan pokok bahasan yang dikemukakan seperti halnya ketika mengajarkan suatu konsep, teori, prosedur, ataupun fakta seperti dalam mata pelajaran agama, bahasa Indonesia, PKn, IPA, IPS, matematika, pendidikan jasmani  dan kesehatan, seni, dan ketrampilan.
Materi pelajaran biasa digunakan sebagai bahan atau media untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Oleh karena itu, guru tidak perlu mengubah pokok bahasan yang sudah ada, tetapi menggunakan materi pokok bahasan itu untuk mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Juga, guru tidak harus mengembangkan proses belajar khusus untuk mengembangkan nilai. Suatu hal yang selalu harus diingat bahwa satu aktivitas belajar dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 
Konsekuensi dari prinsip ini, nilai-nilai budaya dan karakter bangsa tidak ditanyakan dalam ulangan ataupun ujian. Walaupun demikian, peserta didik perlu mengetahui pengertian dari suatu nilai yang sedang mereka tumbuhkan pada diri mereka. Mereka tidak boleh berada dalam posisi tidak tahu dan tidak paham makna nilai itu.
4. Proses pendidikan dilakukan peserta didik secara aktif dan menyenangkan; prinsip ini menyatakan bahwa proses pendidikan nilai budaya dan karakter bangsa dilakukan oleh peserta didik bukan oleh guru. Guru menerapkan prinsip ”tut wuri handayani” dalam setiap perilaku yang ditunjukkan peserta didik. Prinsip ini juga menyatakan bahwa proses pendidikan dilakukan dalam suasana belajar yang menimbulkan rasa senang dan tidak indoktrinatif.
Diawali dengan perkenalan terhadap pengertian nilai yang dikembangkan maka guru menuntun peserta didik agar secara aktif. Hal ini dilakukan tanpa guru mengatakan  kepada peserta didik bahwa mereka harus aktif, tapi guru merencanakan kegiatan belajar yang menyebabkan peserta didik aktif merumuskan pertanyaan, mencari sumber informasi, dan mengumpulkan informasi dari sumber, mengolah informasi yang sudah dimiliki, merekonstruksi data, fakta, atau nilai, menyajikan hasil rekonstruksi atau proses pengembangan nilai, menumbuhkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri mereka melalui berbagai kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, dan tugas-tugas di luar sekolah.


C.             CONTOH RPP BERKARAKTER

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) BAHASA ARAB KELAS 5 MIN SUNAN KALIJAGA 2011/2012

Madrasah
:
MIN Sunan Kalijaga
Mata Pelajaran
:
Bahasa Arab
Kelas/Semester
:
V/I (satu)
Materi Pokok
:
 Hiwar (percakapan) dengan tema
في البيت  (dengan menggunakan 20 mufradat baru)
Pertemuan 
:
1 dan 2 (2 x 35)
Metode pembelajaran
:
Ikhtiyarat/eclectic (sam'iyah syafawiyah, tanya jawab, penugasan, dan lain-lain.
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
:
:
2.      Berbicara
2.1  Mengungkapkan informasi secara lisan dalam  bentuk paparan atau dialog  tentang lingkungan rumah

Indikator     

:
2.1 Melakukan dialog sederhana tentang في البيت
2.2 Menyampaikan informasi secara lisan dalam kalimat sederhana  tentang في البيت

Alokasi waktu
:
 2 x 35 (1 kali petemuan)
Tujuan Pembelajaran
:
1.      Siswa mampu melakukan dialog sederhana tentang tema في البيت dengan penuh percaya diri (musyahadah linafsih), berani (syaja’ah), komunikatif (mutaqabalah), dan ramah dan lembut (layyinah) .

2.      Siswa mampu menyampaikan informasi secara lisan dalam kalimat sederhana tentang tema  في البيت dengan penuh keberanian (syaja’ah), dan  kemandirian (qaimu linafsih)

Karakter siswa yang diharapkan

:

  Religius, percaya diri (musyahadah linafsih), berani (syaja’ah), komunikatif (mutaqabalah), dan ramah dan lembut (layyinah), mandiri (qaimu linafsih)




Langkah-langkah Pembelajaran     :
1.   Kegiatan Awal
Apersepsi dan motivasi
& Guru memulai dengan mengucapkan salam
& Siswa bersama guru memulai pelajaran dengan membaca do’a dan basmalah
& Guru menyampaikan arti penting bahasa arab kaitannya dengan Al Qur’an
& Guru menjelaskan kompetensi yang diharapkan akan dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan berkenaan dengan   البيت  في
& Guru bertanya kaitannya materi yang akan diajarkan dengan materi sebelumnya.
2.   Kegiatan Inti
       Ekplorasi
& Siswa menyimak teks dengan penuh perhatian hiwar tentangفي البيت yang disampaikan guru melalui suara guru langsung
& Siswa secara mandiri diminta untuk menyebutkan adab dalam berbicara dan kemudian mengajak siswa untuk mampu bersikap ramah dan lembut dalam menerima tamu yang datang ke rumah lewat percakapan في البيت.
Elaborasi
& Siswa bersama-sama mendemonstrasikan percakapan tentang في البيت sesuai materi yang diperdengarkan dengan bimbingan guru.
& Siswa diminta mencari teman pasangan untuk mencoba berdialog dengan penuh percaya diri dan keberanian sesuai dengan teks hiwar yang sudah dibacakan.
& Siswa diminta mengambil nomor urutan maju yang sudah diacak oleh guru.
& Guru mengajak siswa untuk dapat menunjukkan sikap ramah dan lembut dalam menerima setiap tamu yang datang dan bertanya dirumah kita.
& Siswa yang lain diminta dengan penuh toleransi dan keberanian untuk mendengarkan dan memberikan komentar atau sarannya bagi perbaikan siswa yang maju demontrasi.
& Bagi siswa terbaik dalam melakukan hiwar/dialog maka akan diberikan reward.
Konfirmasi
& Guru mencoba memberikan apresiasi bagi semua siswa yang sudah mencoba untuk maju dan melakukan hiwar/dialog.
& Guru memberikan respon terhadap semua komentar, saran dan masukan dari siswa, dan tidak lupa memberikan apresiasi bagi mereka yang sudak ikut aktif dan memberikan perhatian.
3.   Kegiatan Penutup
& Siswa dibanatu oleh guru memberikan penekanan akan arti penting kesantunan dalam berdialog
& Guru bersama siswa memberikan kesimpulan dari tema yang disampaikan
& Guru mengajak siswa menutup pelaran dengan membaca hamdalah
& Guru menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.

Alat/Bahan/Sumber :
·         Buku paket, perangkat pembelajaran, kamus, alat peraga, dsb.
Penilaian :
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Contoh Instrumen
·  Melafalkan kosa kata dan kalimat dengan pelafalan yang tepat dan benar.
·  Menggunakan/   mengucapkan mufrodat dengan tepat dalam berbagai kalimat.
·  Bertanya dengan menggunakan kata tanya kaifa dan hal.
·  Menjawab pertanyaan dengan tepat.
·  Mendemonstrasikan materi hiwar

Lisan &



Lisan




Lisan


Lisan

Praktek, Produk
Performance

Uraian



Uraian




Uraian


Uraian


Obyektif
رشد  : السلام عليكم
زرفا : وعليكم السلام   أهلا وسهلا يا رشد،         تفضل أدخل!
رشد  : أهلا بك، شكرا. هل هذه غرفة الجلوس؟
      زرفا: لا، هذه غرفة المذاكرة

Lembar Penilaian
No
Nama Siswa
Performance
Produk
Uraian
Jumlah Skor
Nilai
Hiwar
Sikap
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8..







  
CATATAN :
  Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 10.
@ Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.

                Mengetahui          ,                                               Yogyakarta, 16 November 2011
Kepala MIN Sunan Kalijaga                                             Guru Mata Pelajaran BA


           Meirina Arif Purwati, S.Pd                                                 Rahmat Kamal, S.Pd.I

Bab. III. Penutup

            Pencanangan perlunya memperhatikan pembentukan karakter bagi peserta didik menjadi tantangan tersendiri bagi guru sebagai ujung tombak kegiatan pembelajaran. Tentu ini menjadi beban tersendiri bagi guru karena harus merancang kegiatan pembelajaran yang mengarah pada pembentukan karakter tertentu pada setiap kegaitan pembelajaran.
            Karena hal ini dianggap masih baru sehingga guru kesulitan membuat RPP berkarakter. Tentu ini menjadi kendala tersendiri, karena guru dituntut untuk merangcang pembelajaran sedemikian rupa dengan tidak melupakan menetapkan karakter tertentu yang akan dibangun pada setiap kegiatan pembelajaran.
            Kesulitan ini sesungguhnya menjadi wajar, karena meskipun selama ini dalam kegaitan pembelajaran guru melakukannya dengan tidak menafikan beberapa karakter tertentu, akan tetapi dalam penyusunan RPP berkarakter dituntut kemampuan guru untuk menetapkan karakter apa yang akan dibangun dalam satu standar kompotensi atau kompotensi dasar dari pembelajaran yang dilakukan.
            Disinilah tantangan dan tugas mulia seorang guru dalam mendesain perangkat pembelajaran yang diharapkan ideal sebagai salah satu ikhtiar untuk ikut mengusahakan terbentuknya karakter siswa berbudi pekerti luhur melalui proses pembelajaran.



















[1] Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa; Pedoman Sekolah. (Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional; Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010), hal.11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar